Tuesday, March 27, 2007

Middelburg

Eiland Middelburg

Middelburg, Amsterdam,Rotterdam, dan Cuiper terlihat dari kejauhan berupa bayang-bayang. Keempatnya merupakan nama kota di Belanda yang pernah disematkan kepada pulau-pulau kecil di Teluk Jakarta. Kecintaan dan kerinduan mereka akan tanah Hollandia yang damai (tapi kalo damai kenapa mereka datang ke Hindia Belanda?) membuat mereka memberi nama pulau-pulau di lepas laut Teluk Jakarta dengan menggunakan nama kota-kota di Belanda.

Namun zaman telah berubah, Hindia Belanda terlepas dari genggaman Ratu Juliana, nama Amsterdam pun saat ini telah berubah menjadi Untung Jawa, Rotterdam menjadi Pulau Bidadari dan Middelburg juga beralih nama menjadi Pulau Rambut. Meskipun telah beralih nama, pulau-pulau itu tetaplah sebuah tempat yang indah, terlebih lagi Middelburg.

Ya..Middelburg atau Pulau Rambut merupakan sebuah suaka bagi burung air yang terkenal di Pulau Jawa. Di pulau seluas 45 ha ini, tidak kurang dari 20000 ekor burung air dari 15 spesies berbiak sepanjang tahun. Sedemikian banyak, sehingga ketika senja tiba,burung-burung yang pulang mencari makan terlihat terbang beriringan di langit seolah tak ada habisnya. Burung-burung air di Pulau Rambut memang harus mencari makan di luar, tepatnya di Pesisir Utara Pulau Jawa. Pulau Rambut yang berukuran sangat kecil, tak mampu memenuhi kebutuhan makan burung-burung ini. Hanya burung yang sakit dan tidak kuat terbang yang mencari makan di dalam pulau, selebihnya akan pergi ke Pantai Utara Jawa setiap hari ketika fajar menyingsing.


Burung-burung yang berbiak juga terlihat bagai noktah-noktah putih dari menara yang berdiri tegak di tengah pulau. Dari menara setinggi 15 m inilah biasanya pengunjung menikmati kehidupan liar burung-burung air di pulau yang berasal dari tumpukan koral mati ini.

Pulau Rambut juga dikenal sebagai satu-satunya tempat berbiak bagi bangau yang terancam punah di dunia, bangau bluwok Mycteria cinerea. Banyak orang awam yang salah persepsi dengan menganggap sang bangau berasal dari Australia, padahal burung ini asli dari benua Asia.


Di Asia bangau bluwok hidup mulai dari Vietnam, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Bagi yang pernah melihat Film Heaven and Earth yang dibintangi Joan Collins dan Tommy Lee Jones, pasti akan ingat ada burung ini di permulaan film. Sayang, perang Vietnam yang berkecamuk lama telah memusnahkan habitat burung ini.

Kembali ke Pulau Rambut, pulau ini bagi saya juga pernah menjadi rumah, tidak untuk berbiak tentunya (hehehe....), tapi sebagai tempat saya meneliti kehidupan bangau bluwok. Pulau Rambut sebagian besar merupakan hutan mangrove, kemungkinan memiliki spesies pohon mangrove paling banyak di seluruh kepulauan seribu. Mulai dari jenis bakau (Rhizopora stylosa, R. mucronata, R. apiculata), api-api (Avicennia officinalis), buta-buta (Excoecaria agallocha) hingga jenis pandan (Pandanus sp).

Di bagian tengah, pulau ini ditumbuhi oleh jenis kepuh Sterculia foetida dan semak berupa kingkit Triphasia trifolia. Di bagian ini terdapat jalan setapak dari pantai menuju menara. Berhati-hatilah jika berjalan di bagian ini, dan jangan sekali-kali keluar dari jalur yang telah disediakan...atau anda akan tersesat!!.

Sebenarnya tak mudah untuk mengunjungi pulau ini. Orang harus memutar arah melewati Tangerang dan menyeberang menggunakan perahu dari Tanjung Pasir untuk tiba di pulau nan indah ini. Cara lain dapat menggunakan perahu yang menuju dari Pelabuhan Muara Angke, tapi pastikan bahwa anda minta diturunkan di Pulau Untung Jawa, jika tidak...akan terbawa menuju Pulau Kelapa. Dari Pulau Untung Jawa dapat menyewa perahu menuju pulau Rambut, hanya 10 menit saja!. Selamat datang di Middelburg..meneer!